Aku
dan kau pasti suka hadiah. Ya, kan? Lebih tepatnya, suka mendapat hadiah.
Bagaimana dengan memberi hadiah? Bagi banyak orang, memberi hadiah bisa bikin
sakit kepala karena perlu persiapan kalau kita ingin penerimanya bahagia saat
melihat hadiah pemberian kita.
Memangnya
apa saja, sih yang harus disiapkan untuk berburu hadiah? Menurut saya, ini:
1. Niat
Inti memberi hadiah adalah membuat penerimanya senang.
Berburu hadiah akan menyita waktu dan energi kita. Oleh sebab itu, niat harus
kuat agar ketika kebingungan atau rasa letih melanda, kita tetap bersemangat
mencari hadiah.
2.
Budget
Di dunia ini, apa, ya, yang masih gratis? Udara, sinar
matahari, hujan. Semua buatan Tuhan. Kalau bikinan manusia, ada gak yang masih
gratis? Kayaknya sulit ya menyebutkan apa saja.
Berdasarkan pengalaman nih, kalau budget besar, pilihan juga akan besar. Tapi, kalau budget terbatas, ini yang sering bikin
runyam. Lihat barang yang memikat, eh, harganya melebihi anggaran. Alhasil, barang
harus dikembalikan ke rak pajang.
Pun membuat
sendiri hadiah yang akan diberikan, bahan-bahannya membutuhkan biaya. Mau bikin
kue, misalnya. Pilih mentega yang mahal atau margarin yang lebih murah? Kelezatan
rasa dipengaruhi kualitas bahan-bahan pembuatnya.
3. Tenaga
dan Waktu
Berburu hadiah yang telah jadi atau membuat sendiri
hadiah yang akan diberikan, sama-sama membutuhkan tenaga dan waktu ekstra.
Makanya, berburu hadiah sebaiknya dilakukan jauh-jauh hari dan tidak terburu-buru
agar hasilnya memuaskan. Yang memberi puas, apalagi yang menerima.
4. Profil
Penerima Hadiah
Tujuan kita memberi hadiah, kan, supaya yang menerima
senang. Oleh sebab itu, profil penerima hadiah juga penting untuk kita miliki.
Siapa, nih, yang mau kita kasih hadiah? Orang lanjut usia? Anak-anak? Remaja?
Ibu belia? Masa lansia kita hadiahi sepatu roda atau automatic scooter? Alamak.
Orang itu hobinya apa? Jangan sampai orang yang gemar
menjahit, kita beri kumpulan resep masakan. Atau, orang yang gak bisa berenang,
kita beri kacamata renang. Atau, teman kita yang muslim, kita beri voucher makan di restoran yang
menyajikan masakan tidak halal.
Mengenal seluk-beluk calon penerima
hadiah akan memudahkan kita menentukan pilihan hadiah. Kita tinggal membuat
daftar pilihan.
Kalau belum punya profil, bisa tanya
orang-orang dekatnya.
Bertanya langsung kepada orang
bersangkutan, “Kamu ingin kuhadiahi apa?” juga bisa dijadikan pilihan. Minta
beberapa alternatif. Lebih baik memberi yang disukai, daripada hadiah kita
tidak atau kurang bermanfaat.
Ada juga orang yang lebih suka diberi
hadiah uang. Uang dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan yang jadi
prioritas. Pada kesempatan ulang tahun anak saya yang baru lalu, saya membisiki
anak saya agar ia mengajukan permintaan kepada kakek neneknya: “Kasih uang
saja.”
Mereka meluluskan permintaan anak
saya. Uang tersebut ditabung agar kelak, bisa dibelikan barang yang memang
diperlukan. Anak saya berhasil membeli sepeda dari sebagian uang tabungannya.
5. Pilih
Hadiah yang Bermanfaat
Saya paling enggak suka memberi dan menerima hadiah yang bisanya dijadikan
pajangan. Selain bikin lemari atau meja jadi penuh, juga menambah jumlah barang
yang harus dilap. Oleh sebab itu, menurut saya, nih, pajangan harus keluar dari
daftar pilihan hadiah siapa pun. Pajangan adalah hadiah orang kepepet :p
Nah, buat yang lagi bingung mau berburu hadiah untuk
teman atau keluarga, semoga dapat pencerahan. Atau, mungkin ada yang sedang
bingung mau kasih saya? Hubungi saya untuk tahu hadiah impian saya. Hihihihi.
Nancy, Nancy, ada-ada aja tuh yang nomor 5, masa sih hadiah pajangan itu adalah hadiah orang kepepet? Lha kalo pajangan kereta kencana dari perak, piye? Bunda sih gak nolak. Lho koq? Siapa juga yang mau kasih Bunda, ya? Btw ini beneran pencerahan lho. Jadi dari sekarang nih Bunda kudu mikir kado apa lyang harus Bunda beli untuk yang berultah di bulan :Pebruari. Makasih, nice posting.
BalasHapusHai, Bunda Yati Rachmat ... hehehe, itu kan opini pribadi. Jangan dimasukkan ke hati, dong. Daripada pajangan perak, mending giwang perak, kan. Jadi bisa dipakai ke pesta. Ya, gak, Bun? :D
HapusSelamat berburu hadiah, ya, Bun. Semoga Bunda dan yang menerima, sama-sama puas.
Terima kasih sudah mampir, Bun.
aq mau dong dapet hadiah hihiii...kalo aq paling sering beli hadiah buat kawan yang habis lahiran. Hadiahnya juga yang standar2 aja sih hehe.
BalasHapusMbak Khalida Fitri, saingan, dong, kita. Iya, kalau orang lahiran, biasanya cari hadiahnya lebih mudah. Tapi, ni, kebanyakan dari kita, kasih hadiah untuk si bayi yang baru lahir. Emaknya yang baru melahirkan, enggak kedapatan hadiah *curcol pengalaman pribadi. Pdhl emaknya juga pengen lho dapat hadiah.
HapusTerima kasih, ya, sudah baca tulisanku, Mbak.