Sering kali, niat hanya lihat-lihat malah berbuah belanja. Minimal minuman. Plus makanan. Para pengguna kendaraan pribadi harus merogoh lagi kocek untuk biaya parkir. Makin lama hang out di mall, makin besar biaya parkir yang dikenakan.
Lebih parah lagi, kebiasaan pergi ke mall seolah difasilitasi dengan jumlah mal yang terus bertambah bak jamur di musim hujan.
Kunjungan ke tempat rekreasi tak jauh berbeda. Ada biaya yang harus dikeluarkan.
Syukurlah, banyak pemimpin kota saat ini mulai menyadari kebutuhan warga terhadap ruang publik yang bermanfaat positif dan ramah kantong alias hemat. Tujuannya agar warga jadi sehat fisik, psikis dan sosial. Ruang publik itu bernama ... taman.
Taman
Apa yang terbersit dalam pikiran Anda jika mendengar kata tersebut?
Tempat aneka pohon dan tanaman tumbuh terpelihara.
Dok. Pribadi |
Tempat orang duduk-duduk sambil bercengkrama di antara tumbuh-tumbuhan.
Tempat anak-anak bermain.
Tempat orang berolahraga.
Di Jakarta, yang saya tahu pasti, ada 3 taman yang terawat. Taman Patung Pahlawan (Tugu Tani) di sebuah bundaran di antara Jl. Menteng Raya, Jl. Prapatan dan Jl. Arief Rachman Hakim, Jakarta Pusat. Taman Honda di Tebet dan Taman Suropati di Menteng.
Taman Patung Pahlawan
Sudah pernah melihat Taman Patung Pahlawan? Taman yang hanya ditumbuhi tanaman pendek ini sangat terawat.
Sayang, taman ini hanya sedap dipandang karena taman ini jarang digunakan oleh warga kota Jakarta lantaran tidak dilengkapi dengan fasilitas pendukung.
Menurut saya, Taman Patung Pahlawan juga tidak ramah anak. Tidak ada fasilitas permainan anak-anak. Beberapa kali saya melihat sekelompok anak bermain bola di sana. Di satu sisi, mereka butuh tempat bermain. Di sisi lain, lokasi taman yang terletak di bagian kota yang ramai kendaraan, sangat membahayakan keselamatan.
Taman Honda
Lain halnya dengan Taman Honda. Semua manfaat taman bisa warga Jakarta dapatkan di sana.
Menurut portal pemprov DKI Jakarta, taman seluas 1.800 m2 dengan panjang 600 m tersebut memili koleksi sebanyak 1.180 tanaman.
Di Taman Honda juga tersedia fasilitas gimnastik, seperti pull-up bar, sit-up bar.
Dok. Pribadi |
Anda senang berlari? Tersedia jogging track yang apik. Bahkan, di sana Anda dapat menjajal refleksi kaki dengan bebatuan.
Dok. Pribadi |
Tiap Sabtu dan Minggu, sudah dipastikan taman ini jadi tujuan kunjungan warga sekitar. Kanak-kanak, remaja, dewasa, sampai orang lansia ada di sana; per orangan atau keluarga maupun rombongan. Ada yang senam, berlatih karate, bulu tangkis, sepak bola, skate board dan rally sepeda.
Taman Suropati
Menurut orangtua saya, mereka sering membawa saya dan kakak bermain di sana tahun 70-an.
Kenangan saya akan taman ini berasal dari tahun 80-an. Kala itu, tiap hari Sabtu, saya dan teman-teman menyusuri jalan setapak yang membelah taman tersebut, sepulang dari gereja di Menteng, tempat kami berlatih paduan suara.
Rasanya sudah lama saya tidak mengunjungi taman seluas 16.322 m2 itu. Alasan utamanya sih karena faktor jarak. Berikut adalah foto-foto yang saya dapatkan seminggu kemudian, setelah akhirnya saya kembali mengunjungi Taman Suropati.
Pohon yang rindang / Dok. Pribadi |
Dok. pribadi |
Yuk, kita berekreasi ke taman. Memang sih kita sering menghadapi kendala jarak jika ingin pergi ke taman-taman besar dan terawat tersebut. Tapi, untuk alternatif tempat berekreasi yang sehat, tak ada salahnya kita menjajal sambil menunggu realisasi rencana pemprov (Jakarta). Soalnya, nih, dalam kata sambutannya di acara "Paperless Concert" hari Senin, 19 Mei lalu, Bapak Walikota Jakarta Pusat, Mangara Pardede menyatakan bahwa di Jakarta akan dibangun 10 taman sebagai ruang publik terpadu dan ramah anak. Cihui, kan!
Posting Komentar
Posting Komentar