Kita pasti sering melihat simbol-simbol
penanda di tempat-tempat fasilitas umum. Di pintu kamar mandi, misalnya. Gambar
sosok perempuan berarti kamar mandi ditujukan untuk perempuan. Bayangkan,
bagaimana reaksi para perempuan di dalam jika ada laki-laki masuk lantaran tidak mengerti makna simbol tersebut.
Kenapa sih simbol diciptakan? Tujuannya
adalah untuk menghemat tulisan. Selain itu, agar pesan dapat cepat ditangkap. Bahasa
gambar lebih mudah dipahami daripada bahasa tulisan.
Namun, fakta sering berbicara lain.
Banyak pengguna fasilitas umum yang justru melakukan kebalikan dari makna simbol
tersebut. Contoh, di jalan raya. Saat lampu merah, pengendara terus melaju. Di
restoran terdapat plat bersimbol rokok menyala digaris miring. Namun, ada saja pengunjung
yang merokok.
Simbol
di Transportasi Umum
Pengguna kereta dan Transjakarta pasti
sering melihatnya. Simbol itu biasanya ditempel di jendela. Simbol tersebut adalah simbol
penumpang prioritas. Lebih jelasnya lagi, penumpang yang berhak diutamakan
mendapat tempat duduk di area stiker ditempel.
Siapa saja?
Paling kiri, sosok laki-laki memakai
tongkat. Simbol untuk penumpang lanjut usia: nenek-nenek dan kakek-kakek,
meskipun gambarnya hanya laki-laki.
Di sebelah kanannya, sosok perempuan
mengandung. Simbol untuk ibu hamil. Bapak hamil? Hanya Albert Schwarzenegger
yang bisa. Itu pun dalam film.
Selanjutnya, sosok perempuan memangku
anak kecil. Simbol untuk penumpang yang membawa anak-anak. Bagi saya pribadi,
apapun jenis kelamin orang dewasanya, selama ia membawa anak kecil, punya hak
diberi tempat duduk.
Dari pengamatan saya selama jadi
pengguna Transjakarta, simbol satu ini sering disalahartikan. Penumpang baru
diberi duduk kalau anaknya masih bayi atau masih harus dipangku. Bagaimana
dengan anak lainnya?
Gambar paling kanan menyimbolkan orang
difabel. Apapun bentuk kekurangannya.
Simbol Berwarna
Simbol Berwarna
Tidak hanya simbol gambar, di
Transjakarta gandeng ada simbol penanda tambahan: tempat duduk untuk penumpang
prioritas berwarna merah. Layaknya lampu merah yang memerintahkan pengguna jalan berhenti, penumpang diminta berhenti untuk berpikir: apakah saya layak duduk di sini?
Setelah tahu makna simbol-simbol
tersebut, harus bagaimana?
1. Sebelum duduk di Transjakarta
gandeng, pastikan warna tempat duduk Anda tidak merah. Jika merah, STOP. Anda
punya hak? Jika tidak, jangan duduki.
2. Anda tetap mendudukinya? Gak
masalah selama Anda kemudian mau langsung berdiri tanpa diminta jika penumpang
prioritas datang, sekalipun orang itu tidak berada di dekat Anda. Jangan malah
pura-pura tidur. Atau, mengharapkan orang lain yang memberi. Andalah yang wajib
berdiri karena mengambil hak duduk penumpang prioritas.
Yuk, jadi penumpang yang santun dan
taat pada peraturan, tanpa diminta atau disuruh.
kadang ada yang pura-pura tidur mbak. Kalau aku naik kereta cari aman gak dikursi prioritas
BalasHapusIya, Mbak. Bagus kalau semua kayak Mbak Lidya. Kebanyakan dablek. Udah duduk di kursi prioritas, gak mau ngasih kepada yang berhak.
Hapus