Home Sweet Loan

Ke mana kita? Pertanyaan klasik seusai ibadah. Hiruk pikuk tuntutan kehidupan di kota besar, mulai dari aktivitas harian yang padat sampai kemacetan lalu lintas membuat hari Minggu menjadi family's day out.

Ke tempat yang gak perlu jalan kaki jauh. Dingin. Ada tempat makannya. Fixed: ke bioskop.

Beda orang, beda selera. Ada yang mau nonton film yang menegangkan, tetapi ada yang gak suka horror. Namanya kebersamaan, jadi harus memilih. Kuasa Gelap atau Home Sweet Loan? Setelah melihat trailer, meski dengan berat hati, si penyuka film horror bersedia mengalah. 

Kalau Keluarga Besar Tinggal Bersama


Home Sweet Loan. Judulnya kemungkinan plesetan jargon home sweet home. Tempat tinggal memang kebutuhan mendasar. Namun, tidak selalu mudah memenuhi kebutuhan satu ini. Lahannya terbatas, populasinya meningkat terus. Manusia-manusianya harus bersaing dengan pembangunan infrastruktur atas nama kemajuan ekonomi. 

Yang tidak punya uang untuk beli rumah sendiri, terpaksa mengontrak atau nebeng orang tua. Itulah yang dialami Kaluna dan kedua kakaknya, Kamala dan Kanendra. Mereka tinggal bersama di rumah orang tua mereka, yang adalah rumah peninggalan nenek-kakek mereka.

Kebersamaan dengan keluarga itu memang kental dalam budaya masyarakat Indonesia. Jadi ingat pepatah "mangan ora mangan sing penting ngumpul". Walau anak sudah menikah dan punya keturunan, mayoritas orang tua tidak keberatan anak, menantu, dan cucu tinggal dengan mereka. Malah, itu jadi keuntungan buat nenek-kakek. Bisa bertemu cucu setiap hari. The more, the merrier.

Karena setiap manusia itu punya kepribadian, cara pandang, dan gaya hidup pribadi, bisa dibayangkan ya bagaimana rumitnya hidup Kaluna ketika kedua kakaknya dengan pasangan dan anak-anak mereka tinggal serumah dengannya. Siapa menempati kamar tidur mana? Siapa yang membersihkan rumah? Siapa yang masak? Siapa yang cuci piring kalau selesai makan bersama? Siapa yang membayar listrik, air, dan kebutuhan rumah tangga lainnya?

Karena lelah menolerir kebiasaan-kebiasaan kedua kakak dan keluarga mereka, tekad Kaluna untuk punya rumah sendiri makin bulat. Punya rumah sendiri berarti bebas dari keharusan-keharusan tidak tertulis sebagai anak bungsu yang belum menikah dan belum punya tanggungan.

Home Sweet Loan, A Must-See Movie
Gak nyesal nonton film ini. Konflik-konflik yang dihadapi para tokoh sangat dekat dengan kehidupan berkeluarga pada umumnya. 

Cara berpikir dan perbuatan Kanendra, kakak laki-laki Kaluna serta istrinya yang meledakkan "bom waktu" di tengah keluarga besar sukses bikin saya ikut geram seperti Kaluna. Tonton aja filmnya, pasti nanti tahu adegan yang mana 😁

Akting Yunita Siregar, pemeran Kaluna, bagus. Sangat menghayati. Dari salah satu wawancara, Yunita mengaku, dia juga bungsu dan pernah mengalami apa yang dialami Kaluna. 

Satu-satunya hal yang mengganggu hanyalah adegan Kaluna tiba-tiba resign dan buka katering. Seingat saya (mohon maaf, kalau ternyata ada), gak ada penjelasan di awal dan tengah film kalau Kaluna punya cita-cita buka katering atau penjelasan mengapa Kaluna harus resign. Toh selama ini, ia bisa nabung dari upah bekerja di perusahaan.

Selamat menonton!






Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar